Kenapa kau tersenyum seperti itu? Jangan bersikap seperti
kau mengenal baik diriku karena aku bukan dia yang kau kenal dulu. Jangan
berani menggenggam tangan ku seperti itu. Karena aku benci sentuhanmu. Sudah ku
katakan aku bukan dia yang kau kenal dulu.
Kenapa kau menghampiriku seperti ini? kaki dan tanganku
sedikit gemetar tapi aku yakin aku baik baik saja. Tentu, aku seperti biasa.
Akan sangat baik baik saja.
Tapi aku bohong.
Bagaimana aku baik baik saja saat kau tinggalkan aku dengan
alasan yang tak bisa kuterima seperti itu. Bagaimana aku baik baik saja saat
kau tiba tiba menghilang seperti kau tak pernah ada.
Sisi hatiku hanya menjadi dingin saat kau kembali. Aku hanya
membenci mu atas apa yang kau lakukan dulu. Aku tak suka kau kembali dan mengacaukan semuanya
seperti i ni.
Aku benci cinta mu yang mebakarku seperti dulu sebelum kau
pergi. Aku benci perhatianmu yang membuatku semakin terluka saat kau
menghilang.
Tapi aku lebih benci melihat diriku sendiri yang ternyata
merindukanmu.
Kau menyuruhku untuk tersenyum. Bagaimana bisa. Kau kira
yang dulu hanya lelucon. Lalu kau pergi dan akhirnya kembali seperti semua
memang pantas kau lakukan kepadaku.
Jangan mendekatiku. Aku tak mau melihatmu tersenyum seperti
itu. Aku benci melihatmu datang dengan membawa cinta. Cinta penuh perhitungan
milikmu. Cinta memuakkan untukku.
Tapi aku lebih muak dengan diriku yang ternyata masih
mengingatmu dengan baik. Mengingat setiap kebiasaan yang kau lakukan saat kita
masih bersama.
Sudahlah. Pergi dan berlalu seperti yang sudah semestinya.
Jangan kembali untuk menegaskan bahwa slama ini sedikitpun aku tak pernah
melupakanmu. Jangan kembali untuk
menyadarkan bahwa tak seharipun yang ku lalui tanpa merindukanmu. Aku benci itu.
Aku membencimu.
Aku tau kau bahagia melihatku hancur seperti dulu. Untuk
memuaskan egomu bahwa kau begitu di cintai. Aku tau kau tersenyum melihat air
mataku, karena itu membuatmu percaya bahwa kau begitu berarti di hati
seseorang. Pasti meyenangkan untukmu melihatku melamun dalam pedih. Karena itu
membuatmu merasa puas. Bahwa kau berhasil membuat dirimu menjadi berarti
dikehidupan seseoranng.
Tapi kali ini berhentilah. Aku tak akan memuaskan ego
kejammu lagi.
Aku tak akan pernah memberimu kata “kita” untuk yang kedua
kalinya.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking