Saterdag 12 Julie 2014

Missing You



Kenapa kau tersenyum seperti itu? Jangan bersikap seperti kau mengenal baik diriku karena aku bukan dia yang kau kenal dulu. Jangan berani menggenggam tangan ku seperti itu. Karena aku benci sentuhanmu. Sudah ku katakan aku bukan dia yang kau kenal dulu.
Kenapa kau menghampiriku seperti ini? kaki dan tanganku sedikit gemetar tapi aku yakin aku baik baik saja. Tentu, aku seperti biasa. Akan sangat baik baik saja.

Tapi aku bohong.
Bagaimana aku baik baik saja saat kau tinggalkan aku dengan alasan yang tak bisa kuterima seperti itu. Bagaimana aku baik baik saja saat kau tiba tiba menghilang seperti kau tak pernah ada.

Sisi hatiku hanya menjadi dingin saat kau kembali. Aku hanya membenci mu atas apa yang kau lakukan dulu. Aku tak  suka kau kembali dan mengacaukan semuanya seperti i ni.
Aku benci cinta mu yang mebakarku seperti dulu sebelum kau pergi. Aku benci perhatianmu yang membuatku semakin terluka saat kau menghilang.

Tapi aku lebih benci melihat diriku sendiri yang ternyata merindukanmu.

Kau menyuruhku untuk tersenyum. Bagaimana bisa. Kau kira yang dulu hanya lelucon. Lalu kau pergi dan akhirnya kembali seperti semua memang pantas kau lakukan kepadaku.
Jangan mendekatiku. Aku tak mau melihatmu tersenyum seperti itu. Aku benci melihatmu datang dengan membawa cinta. Cinta penuh perhitungan milikmu. Cinta memuakkan untukku.  
Tapi aku lebih muak dengan diriku yang ternyata masih mengingatmu dengan baik. Mengingat setiap kebiasaan yang kau lakukan saat kita masih bersama.

Sudahlah. Pergi dan berlalu seperti yang sudah semestinya. Jangan kembali untuk menegaskan bahwa slama ini sedikitpun aku tak pernah melupakanmu.  Jangan kembali untuk menyadarkan bahwa tak seharipun yang ku lalui tanpa merindukanmu. Aku benci itu. Aku membencimu.

Aku tau kau bahagia melihatku hancur seperti dulu. Untuk memuaskan egomu bahwa kau begitu di cintai. Aku tau kau tersenyum melihat air mataku, karena itu membuatmu percaya bahwa kau begitu berarti di hati seseorang. Pasti meyenangkan untukmu melihatku melamun dalam pedih. Karena itu membuatmu merasa puas. Bahwa kau berhasil membuat dirimu menjadi berarti dikehidupan seseoranng.
Tapi kali ini berhentilah. Aku tak akan memuaskan ego kejammu lagi.
Aku tak akan pernah memberimu kata “kita” untuk yang kedua kalinya.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking