Mungkin karena hati punya batas lelahnya. Makanya aku tak
tersipu saat kau katakan rindu. Mungkin waktu memberi tau mana yang pantas
untuk di jaga. Makanya aku tak ragu saat kau tanyakan rasa yang dulu.
Rasanya terlalu telat untuk kita sama sama membicarakan yg
sudah berlalu dengan cinta yang malu malu.
Tapi ntah kenapa tak ada rasa menyesal dalam keterlambatan ini.
Mungkin karena aku tau kau sudah bahagia dengan yang kau
punya. Atau karena aku yang sudah terlalu bahagia dengan dia yang berada di
sampingku saat ini.
Mungkin benar, Tuhan tak akan menurunkan luka tanpa obat
nya. Aku hanya membutuhkan waktu yang sedikit lama untuk menyadarinya.
Rasanya bahagia saat kau katakan hai kepadaku. Tapi ntah
kenapa tak ada rasa berbunga bunga itu lagi yang merayap di hati.
Mungkin karena aku sadar kita yang tak mungkin untuk bisa
bersama lagi seperti dulu. Atau aku yang sekarang terlalu menginginkan dia yang
bersamaku. Dan bukannya kamu.
Aku tak tau. Ini aku yang terlalu lelah menunggumu atau dia
yang sudah berhasil membuatku terlalu cinta.
Rasa nyaman yang dia hadirkan untukku mampu membalut
kenangan yang dulu kau berikan untukku. Rasa cemburu yang berhasil dia ciptakan
kepadaku mampu menyesap pedih luka yang dulu aku rasakan saat melihatmu dengan
orang lain. Rasa sayang yang dia hadiahkan untukku mampu membuatku berpaling
dari kenangan untuk terus menatap ke depan.
Kita mungkin memang ditakdirkan untuk menjadi stuck ke satu
orang untuk waktu yang lama. Tapi itu bukan berarti kita tak akan mampu
melaluinya. Kita hanya butuh waktu. Atau mungkin butuh seseorang yang akan
memberikan kita hal hal yang lebih manis dan lebih indah di bandingkan semua
kenangan itu.
Lalu kita menjadi lupa. Seperti menata kembali ruangan. Kita
hanya akan pelan pelan mengganti semua yang telah lama terpajang disana dengan
sesuatu yang baru yang sekarang telah kita miliki. Lalu hanya akan ada dia di
sana. hanya aku dan dia. Ruangan itu terlalu penuh untuk dimasuki hal lain
selain kami.
Saat ini tak ada lagi kata seandainya yang menggantung
seperti dulu. Tak ada pertanyaan seperti ‘seandainya yang ada di sampingku saat
ini kamu dan bukannya dia’ saat aku berada di sampingnya.
Tak pernah ada lamunan kita yang dulu saat aku masih terjaga
di malam yang larut. Tak ada lagi mendengar lagu yang kita dengar dulu saat aku
mulai merindu.
Sekarang yang ada hanya dia. Terlalu bahagia dan
membayngkannya. Terlalu marah dan membayangkannya. Terlalu sedih dan
membayangkannya. Semua hanya tentang dia.
Sekarang kau hanya seseorang dari masa lalu yang pernah
membuatku sangat cinta. Seseorang yang pernah membuatku bertahan dengan waktu
yang lama dengan luka. Seeorang yang pernah membuatku jatuh dan susah
lupa. Tapi itu semua dulu.
Sekarang, rasa yang dulu Cuma sesuatu yang sudah berlalu :)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking