Tidak bisa makan dan tidak bisa tidur hanya
dasarnya. Tapi saat tidur dan terbangn itulah penyiksaannya. Mimpi harapan dan
kenyataan menjadi penyiksamu. Kau ingin mengurangi pedihmu tapi kau tidak bisa
bercerita dengan orang lain karena takut orang akan menganggapmu buruk dan
berlebihan. Yang kau bisa hanya menangis sendirian.
Kita sudah berakhir. Semua sudah berakhir.
Hanya itu yang ada difikiranmu. Ketakutanmu karena semua akan menjadi beda
mulai saat itu semakin menambah pedihmu. Semakin kau mencoba mengahpusnya
semakin kenangan indah bermunculan di kepalamu.
Tapi yang lebih menyakitkan saat kau mulai
menyadari. Cuma aku yang menangis. Dan dia tetap bahagia dan baik baik saja.
Keadanmu menjadi seburuk ini dan dia tidak pernah memikirkanmu.
Setiap hari pedihmu terus berulang seperti kau
telah dibuang 365 kali dalam setahun. Sedikitpun kau tak bisa membagi pedihmu
karena kau sendiri tidak tau bagaimana rasanya di tinggal orang yang kau
sayang.
Semua yang kau tau hanya rasa sakit sampai kau merasa ingin mati. Tapi
kau tidak punya keberanian untuk itu.
Begitulah rasanya saat kau ditinggal ketika
kau sedang cinta-cintanya.